TELITIK.com, Banda Aceh – Permainan lato-lato kembali digemari anak-anak di Indonesia. Lato-lato merupakan sebuah permainan berupa dua bola yang digantungkan pada tali yang kemudian saling beradu dan menghasilkan bunyi.
Lato-lato bukanlah mainan baru. Tetapi sudah ada sejak dahulu dan kembali viral melalui media sosial berupa TikTok. Bahkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun tidak ketinggalan mengikuti kepopuleran lato-lato dengan memainkannya bersama Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Subang. Aksi bermain lato-lato yang disaksikan masyarakat pun sempat diposting Ridwan Kamil melalui Instagram pribadi dan berhasil menarik perhatian followers-nya.
Di beberapa daerah Indonesia, lato-lato ternyata memiliki nama yang beragam. Ada yang menyebutnya tek-tek, nok-nok, katto-katto, dan toki-toki. Bahkan mainan ini kabarnya bukan berasal dari Indonesia lho.
Bagi yang penasaran dari mana sebenarnya permainan lato-lato ini berasal dan bagaimana bisa viral kembali di Indonesia, berikut sebagaimana dirangkum melalui berbagai sumber.
Lato-Lato Bukan Berasal dari Indonesia
Mungkin ada yang belum mengetahui bahwa lato-lato bukanlah permainan asli dari Indonesia. Meski begitu, permainan ini sudah ada sejak dahulu. Kemunculan lato-lato pertama kali adalah pada tahun 1970-an di Amerika. Sedangkan di negara Paman Sam tersebut diberi nama clankers.
Meski begitu, sejarah llato-lato di Amerika tidaklah berlangsung dengan baik. Permainan ini pernah memakan korban jiwa. Alhasil, pada tahun 1970-an, permainan lato-lato dilarang oleh pejabat sekolah untuk dimainkan karena berbahaya.
Perlu diketahui bahwa di awal kemunculannya, lato-lato terbuat dari kaca dan bukan dari platik seperti saat ini. Karena bahannya kaca itulah yang membuat lato-lato zaman dahulu berbahaya dimainkan. Ketika dua bola berbahan kaca saling diadu, maka risiko bisa pecah dan kacanya akan menyebar kemana-mana hingga melukai seseorang.
Seiring berjalannya waktu, mainan lato-lato pun tidak lagi dibuat dengan bahan kaca, melainkan bahan plastik. Sehingga lebih aman dimainkan oleh siapa saja, terutama anak-anak. Bahkan lebih ringan dan mudah dibawa kemana-mana.
Cara Memainkan Lato-Lato
Mungkin ada di antara kalian yang selama ini hanya melihat seseorang memainkan lato-lato dan belum mencobanya. Nah, kamu bisa sekali-kali merasakan sensasi bermain lato-lato sembari mempopulerkan kembali mainan ini. Cara bermainnya pun juga sangat mudah.
Kalian hanya perlu menggoyangkan dan menyeimbangkan dua bola lato-lato supaya keduanya berbenturan. Jika melihat orang memainkannya atau melihat melalui video memang tampak mudah. Tapi saat kamu mencobanya sendiri, mainan ini cukup menguji kesabaran kamu. Berikut langkah-langkah memainkannya yang bisa kamu praktikkan langsung:
- Pertama, kalian harus memastikan bahwa kedua bola lato-lato di posisi yang seimbang.
- Kemudian jepit titik tengah tali lato-lato di antara hari tangan kamu.
- Lalu goyangkan tangan sampai lato-lato berbenturan dan mengeluarkan bunyi “ tek-tek-tek”.
- Hal yang perlu diperhatikan saat sedang memainkan lato-lato adalah menjaga keseimbangan kedua bola dan tetap konsentrasi memainkannya.
Belajar Fisika dari Mainan Lato-Lato
Mainan lato-lato tidaklah sesederhana yang kalian lihat. Ada berbagai manfaat di dalamnya yang bisa kamu dapatkan saat memainkannya. Kamu bisa melatih kemampuan dasar motorik, latihan ketenangan pikiran, latihan kesabaran, latihan keseimbangan, dan di mainan ini juga bisa belajar fisika.
Awal mula diciptakannya mainan lato-lato adalah sebagai media pembelajaran Fisika. Dua bola yang menjadi bandul menunjukkan adanya Hukum Newton. Hukum Newton adalah hukum dasar berupa pengaruh gaya terhadap perubahan gerak atau perpindahan kedudukan suatu benda.
Ingatkah kalian siapa yang menemukan Hukum Newton? Ya, Sir Isaac Newton yang adalah ilmuwan dari Inggris. Hukum Newton dirumuskan oleh Isaac Newton setelah melakukan pengkajian pendapat Aristoteles dan Galileo Galilei tentang gerak benda. Berikut adalah bunyi dari Hukum Newton 3 yang sahabat Dream pelajari di bangku sekolah:
“Jika benda I mengerjakan gaya terhadap benda II maka benda II mengerjakan gaya pada benda I yang besarnya sama, tetapi dengan arah yang berlawanan dengan arah gaya dari benda.”
Discussion about this post