JAM menunjukkan pukul 11.00 WIB. Sinar matahari perlahan memancarkan panasnya. Tiga pemuda yang sudah berada di pantai sedang asyik bersnorkeling. Tiba-tiba satu di antaranya beranjak ke darat.
“Kenapa mendarat duluan?” tanya salah seorang dari mereka.
“Apa ada kena bulu babi (landak laut), wah bahaya tu,” ujar pemuda lainnya.
Kemudian, keduanya beranjak dan menyusul temannya yang sudah lebih dulu ke darat karena terkena bulu babi. Pria itu bernama Rendi. Ia bersama kedua temannya wisatawan asal Medan yang pada saat itu sedang berlibur ke Sabang.
Rendi mengatakan, dirinya mengaku baru sekali berkunjung ke Sabang. Awalnya tujuannya hanya sebatas melakukan snorkeling di kawasan Pulau Rubiah. Namun, dirinya penasaran dengan keindahan Gua Sarang.
“Karena penasaran, awalnya tahu dari Wall Facebook dan Instagram. Dari postingan di situ sepertinya menarik untuk snorkeling di sini,” ujar Rendi.
Menurutnya, spot yang disajikan di Gua Sarang sangat indah, tidak kalah dari spot snorkeling lainnya. Hanya saja masih ada beberapa binatang yang tergolong buas untuk para snorkeling pemula.
“Spot-nya bagus, masih terjaga, apalagi terumbu karangnya masih alami dan ikan-ikannya juga masih banyak, namun bulu babinya lumayan ganas,” ujar Rendi sambil ditertawakan oleh rekan-rekannya.
Untuk mencapai lokasi Gua Sarang, Rendi bersama teman-temannya hanya bermodalkan peta Google Map dan bertanya kepada warga sekitar.
Sementara itu, pengelola objek Gua Sarang, Teuku Syahrial, menjelaskan, di lokasi tersebut terdapat tujuh gua, tetapi lima di antaranya yang dapat dikunjungi.
“Yang bisa diakses ada lima gua, dari gua-gua tersebut kita bisa melihat panorama yang indah dan juga bisa melihat sunset di penghujung hari,” ujar pria yang biasa disapa Teuku Ubiet tersebut.
Menurutnya, sejak dalam pembenahan setahun yang lalu, pengunjung yang datang mencapai 200 orang. Namun, kalau di hari libur atau momen-momen tertentu bisa mencapai 700 lebih pengunjung.
“Rata-rata pengunjung wisatawan lokal. Tapi tak jarang wisatawan mancanegara juga berkunjung, seperti wisatawan dari Prancis dan Jerman,” ujar Teuku Ubiet.
Gua Sarang mulanya hanya terkenal lewat dunia maya seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Namun, kini destinasi wisata ini makin terkenal dan ramai dikunjungi wisatawan untuk menikmati langsung keindahan alamnya yang cukup menggoda.
Berada di Gua Sarang, sembari menikmati panorama laut dengan udara yang menyejukkan, para pengunjung juga disuguhkan dengan keindahan lainnya seperti bebatuan besar menjulang tinggi sehingga menyerupai pulau-pulau kecil layaknya Raja Ampat di Papua Ujung Indonesia Timur.
Di Gua Sarang tak sedikit pengunjung yang ingin menaiki puncak bebatuan. Kebanyakan dari mereka berusaha mengabadikan keindahan alam yang begitu mempesona dari puncak bebatuan itu.
***
GUA Sarang merupakan salah satu objek wisata petualangan baru di Pulau Weh. Gua itu berada di sebelah barat sebelum Pantai Iboih, Tugu KM 0 Indonesia, sekitar 120 meter sesudah Pantai Gapang dijumpai Masjid Iboih selebah kiri.
Untuk mencapai lokasi ini, ada dua jalur alternatif: laut dengan menggunakan boat atau jalan setapak melewati kebun warga dan menyusuri hutan yang masih asri.
Kedua jalur ini memberikan sensasi yang luar biasa. Selain itu, beningnya air laut yang kebiru-biruan bak kaca di pantai itu menembus sampai ke dasar laut dengan kedalamannya yang bervariasi.

Tentunya dibutuhkan energi yang fit dan stamina yang kuat untuk mencapai lokasi itu. Namun, jangan khawatir, semua akan terbayarkan dengan keindahan alam yang ada di sana.
Tak hanya itu, di dalam perjalanan menuju Gua Sarang, di sepanjang perjalanan Anda akan disambut dengan hembusan udara yang segar serta kicauan aneka ragam burung dari hutan yang masih alami.
Setiba di lokasi, pengunjung dapat menikmati panorama matahari kembali ke peraduan (sunset).
Pulau-pulau kecil bebatuan di bibir Pantai Gua Sarang memberikan sensasional yang luar biasa. Pulau itu ditumbuhi beragam pepohonan yang subur seperti karya lukis di atas kanvas.
Setiap pengunjung yang menginjakkan kaki di lokasi ini pasti mengabadikan gambar dengan berbagai sudut yang berbeda.
Teuku Ubiet juga menambahkan, demi kenyamanan para pengunjung, lokasi ini secara bertahap akan dikembangkan dan diperluas. Selain itu, juga akan dibangun penginapan untuk wisatawan yang ingin menginap.
Teuku Ubiet juga berpesan kepada para pengunjung agar menjaga kebersihan dan tidak mencoret-coret bebatuan yang ada di sekitar gua.
“Saya harap pengunjung untuk saling menjaga, jika membawa makanan kemasan, sampahnya harap dibawa kembali dan dibuang pada tempat yang sudah dipersiapkan,” harap Teuku Ubiet.
Gimana para traveller? Penasaran dengan Gua Sarang? Yuk ke Sabang!!! (Zikirullah)
Discussion about this post