TELITIK.com, Banda Aceh – Pj Gubernur Achmad Marzuki mengingatkan permasalahan sampah di Indonesia sudah memasuki tahap darurat, termasuk yang terjadi di Aceh.
“Saat ini, timbunan sampah di Aceh mencapai sekitar 2.800 ribu ton per hari. Sementara tingkat penanganan sampah yang mampu kita lakukan hanya sebesar 45,54 persen. Dan, angka pengurangan sampah yang mampu kita capai baru sebesar 4,65 persen saja,” ungkap Achmad Marzuki dalam sambutannya pada Peringatan World Cleanup Day, yang di pusatkan di Nol Kilometer Kota Banda Aceh, di Kawasan Gampong Jawa, Sabtu 23 September 2023.
Oleh karena itu, Pj Gubernur mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terlibat, karena dalam pengelolaan sampah, pemerintah daerah tentu tidak dapat bekerja sendiri tanda dukungan masyarakat dan seluruh pemangku kebijakan.
Achmad Marzuki meyakini, aksi bersih-bersih yang dilaksanakan di KM 0 Kota Banda Aceh ini, dapat menjadi sarana untuk membuka wawasan masyarakat terkait permasalahan sampah, karena sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab semua orang.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Banda Aceh dan seluruh Kabupaten/Kota untuk bersama-sama menyatukan visi dan misi dalam upaya mengurangi sampah. Mari kita menjadikan momentum kegiatan WCD Aceh 2023 untuk memulai aksi pilah sampah dari rumah, melakukan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai,” imbau Gubernur.
Sebagaimana diketahui, terkait pembatasan penggunaan plastik sekali pakai, telah termaktub dalam Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor 660/3020, Tentang Gerakan Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai, dan mengelola sampah secara bijak.
Achmad Marzuki mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kesadaran, bahwa ‘Sampahmu adalah tanggung jawabmu,’ sehingga terbangun budaya untuk mengelola sampah masing-masing.
“Tentu saja dimulai dari keluarga, sedangkan di Pemerintahan, tentu SKPA harus segera memulai dan memberikan contoh kepada masyarakat,” ujar Gubernur tegas.
Sementara itu, Ketua TP PKK dan Dekranasda Aceh Ayu Marzuki, dalam kesempatan tersebut menjelaskan, selama ini TP PKK Aceh telah bergerak dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik.
“Sejak awal bertugas mendampingi Bapak dan sejak bertugas sebagai Ketua TP PKK dan Dekranasda Aceh, kami sudah mengampanyekan pengurangan penggunaan sampah plastik. Di setiap acara yang diselenggarakan oleh TP PKK Aceh, Dekranasda Aceh maupun Bunda PAUD Aceh, kami selalu mengharuskan peserta untuk membawa botol minum atau tumbler sendiri dan hanya menyediakan fasilitas isi ulang air minum dan gelas kaca sebagai sarana minum peserta,” ujar Ayu Marzuki.
“Sebagai media kampanye, saya juga selalu mengedukasi para pengurus TP PKK, Dekranasda dan Bunda PAUD di kabupaten/kota. Setiap kunjungan kerja ke daerah, saya memberi contoh dengan selalu membawa tumbler dan sarana air pengisian ulang berukuran besar,” imbuh Ayu.[] (zik/zik)
Discussion about this post