TELITIK.com, Jantho – Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Fakultas Kedokteran Hewan (FKh) meluncurkan program Gerakan Atasi Stunting di Aceh Bersama (GASEH MA), yang bertujuan untuk mencegah stunting khususnya di Kabupaten Aceh Besar.
Program ini diluncurkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof Agussabti di Halaman Kantor Camat Kuta Baro, Rabu, 4 Oktober 2023.
Dekan FKH USK, drh Teuku Reza Ferasyi mengatakan, program pengabdian kepada masyarakat ini merupakan rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Ulang Tahun FKH USK ke-63. Dengan tema, “Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pencegahan Stunting Melalui Kegiatan Usaha Mandiri dan Konsumsi Bahan Pangan Asal Hewan yang ASUH di Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar”.
Reza Ferasyi mengatakan, program ini merupakan kolaborasi berbagai pihak yaitu Kejaksaan Tinggi Aceh, Pemkab Aceh Besar serta mitra USK lainnya. Adapun tujuannya, di antaranya adalah mendukung penguatan upaya pengendalian kasus stunting melalui kolaborasi dan koordinasi berbagai sektor di Propinsi Aceh.
Program ini juga bertujuan mendukung terwujudnya pilot project usaha mandiri berbasis mayarakat gampong untuk memenuhi kebutuhan gizi dari bahan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) dari lingkungan sekitarnya.
Untuk itulah, FKH menerjunkan 75 dosen dan 150 mahasiswa serta tenaga kependidikan untuk menyukseskan program GASEH MA ini. Kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam beberapa minggu di bulan Oktober 2023 dengan mengambil lokasi di 3 desa terpilih.
“Termasuk di antaranya, desa yang di dampingi Kejaksaan Tinggi Aceh untuk pengentasan stunting di Kecamatan Kuta Baro. Mudah-mudahan kolaborasi ini mampu mengatasi masalah stunting di masyarakat,” ucapnya.
Sekretaris Daerah Aceh Besar, Sulaimi menyambut baik program pengetasan stunting ini. Mengingat kasus stunting di Aceh Besar masih tergolong tinggi.
“Program ini patut kita apresiasi karena sangat bermanfaat, guna mengatasi permasalahan stunting dalam masyarakat Aceh Besar khususnya Kuta Baro. Melalui kegiatan ini pula permasalahan stunting di kampung dapat teratasi,” ucapnya.
Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Aceh, Mukhzan juga turut mengapresiasi program GASEH MA ini. Menurutnya, stunting adalah persoalan panjang bagi masa depan Aceh. Karena kesehatan anak-anak di masa sekarang, sangat menentukan upaya pembangunan Aceh di masa mendatang.
“Atas dasar tersebut, kejaksaan Aceh merasa terpanggil untuk berkontribusi mengatasi persoalan ini. Kita ingin anak-anak Aceh punya kesempatan atau peluang yang sama dengan anak yang lain,” ucapnya.
Selanjutnya, Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof Agussabti mengatakan, selama ini FKH USK sudah berkembang dengan sangat baik. Hal ini terlihat jumlah sebaran alumni FKH yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Selain itu, saat ini FKH USK juga sudah meraih akreditasi internasional.
Oleh karena itu, USK tidak ingin fakultas ini menjadi menara gading di hadapan masyarakat.
“Hari ini sebagai bukti, FKH itu tidak hanya berdiri sebagai menara gading, tapi ikut memikirkan bagaimana mengatasi masalah stunting yang ada di Masyarakat,” ucapnya.
Pada kegiatan ini, USK juga memberikan sejumlah paket bahan pangan asal hewan dan peralatan pendukung usaha mandiri kepada ibu hamil, murid SD serta masyarakat setempat. Turut pula ditampilkan sejumlah produk hasil riset dan karya para dosen FKH, seperti pupuk organik, pakan molase ternak sapi, dan lain-lain.[] (mda/hen)
Discussion about this post