TELITIK.com, Banda Aceh – Tim pengabdian Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala mengadakan penyuluhan tentang mastitis bagi ibu hamil dan ibu pasca melahirkan di wilayah Kecamatan Banda Raya dan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Kegiatan itu dilaksanakan di puskesmas dan posyandu Lhong Raya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya penanganan mastitis, yaitu kondisi peradangan kelenjar ASI yang dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada payudara,” kata Ketua Tim Pengabdian, Drs Zulfitri, M.Biomed.
Zulfitri menjelaskan, mastitis kerap kali menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, terutama terkait pandangan bahwa ASI yang keluar dianggap berbahaya bagi bayi. “Penyuluhan ini menegaskan bahwa proses menyusui harus dilanjutkan, karena menghentikannya justru akan memperburuk kondisi,” jelasnya.
Menurutnya,mastitis adalah payudara bengkak dan sakit karena peradangan kelenjar ASI sehingga terjadi kemacetan pengeluaran ASI. Akibatnya payudara bengkak dan sakit, bahkan penderita bisa demam tinggi.
“Terkadang, di masyarakat memiliki pandangan berbeda terkait kasus ini, ada yang menganggap bahwa payudara yang sakit mengandung ASI yang berbahaya jika diberikan kepada bayi,” sebutnya.
Padahal, kata Zulfitri, justru jika proses menyusui dihentikan, payudara akan semakin bengkak dan sakit. Ibu dapat mengkompres payudaranya dan meminum tablet penurut panas (parasetamol) supaya nyeri berkurang.
“Sementara proses menyusui sebaiknya tetap diteruskan dan atau dipompa ASI untuk disimpan. Selanjutnya apabila keluhan masih saja berlanjut, maka sebaiknya ibu segera ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan lanjutan,” ujarnya.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tanggung jawab sivitas akademika USK terhadap capaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah dicanangkan oleh pemerintah dan bekerjasama dengan pihak Puskesmas Banda Raya, Banda Aceh, dengan melibatkan mahasiswa Fakultas Kesehatan USK.
“Kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka mencegah kejadian stunting di masyarakat. Karena keberhasilan menyusui akan sangat mempengaruhi gizi bayi terutana usia 0-6 bulan,” pungkasnya. []
Discussion about this post