TELITIK.com, Washington – Abdul Aziz lahir dan besar di lingkungan Brooklyn, Amerika Serikat (AS). Dia terjebak dalam kehidupan jalanan sejak usia muda. Dia harus kehilangan ayahnya saat berusia tiga tahun. Setelah itu, ibunya meninggalkannya. Abdul Aziz muda harus hidup sebatangkara bersama neneknya.
Sejak berusia 10 tahun, dia pindah ke Bronx pada sekitar awal tahun 80-an. Lingkungan barunya itu dihuni oleh mayoritas warga kulit hitam dan Amerika Latin. Tumbuh dan besar tanpa kasih sayang orang tua, Abzul Aziz mulai berkenalan dengan alkohol dan narkoba hingga akhirnya kecanduan.
Dalam kelamnya hidup, Abdul Aziz mulai ‘merintis’ karier sebagai anggota geng. Dia ikut dalam beberapa operasi perampokan bersenjata dan pengedaran narkoba. Dia pun kerap menjalani perang antar geng demi mempertahankan eksistensi kelompoknya.
Keberanian Aziz membuatnya didaulat menjadi ketua geng di beberapa tempat. “Saya menjadi ketua geng antara 10 hingga 11 tahun. Saya punya geng di Queens, Brooklyn, Manhattan, New Jersy, Philedelphia, saya punya geng di tempat yang berbeda dengan orang yang berbeda,”kata Aziz.
Aziz yang merasa lelah hidup di dunia hitam pun berencana untuk bunuh diri. Hanya, rencana tersebut gagal. Dua jam sebelumnya dia ditangkap oleh polisi. Aziz pun dijebloskan ke dalam penjara.
Pria yang dahulu punya kekuasaan di dunia gangster ini pun mulai merenungi hidupnya. Dia merasa terjebak dan kehilangan arah.
Dalam kebimbangan tersebut, suara adzan dari bilik penjara terdengar hingga meresap ke dalam hatinya. Suara itu membangkitkan rasa ingin tahu tentang Islam.
“Awalnya mengira itu hanyalah lagu, seorang saudara Muslim di penjara menjelaskan bahwa itu adalah panggilan untuk sholat.” Kata Abdul Aziz saat diwawancara di channel YouTube Towards Eternity, akhir Agustus 2024 lalu.
Dengan hati yang terbuka, ia mulai mempelajari Islam dan menemukan jawaban yang telah lama ia cari, terutama tentang keesaan Tuhan. Islam memberikan arah hidup yang baru baginya, membantunya melepaskan diri dari kehidupan geng, narkoba, alkohol, dan kekerasan.
Setelah dibebaskan, ia bertekad menyebarkan ajaran Islam kepada orang-orang di sekitarnya, termasuk anggota geng yang beberapa di antaranya memeluk agama Islam berkat inspirasinya.
“Islam adalah jalan menuju ketenangan dan kedamaian. Jika diberi kesempatan bertemu Nabi Muhammad di surga, aku ingin mengucapkan terima kasih atas ajaran yang telah menyelamatkannya dari kehancuran. Kepada non-Muslim, saya untuk membuka hati dan pikiran serta mempelajari Islam secara mendalam, karena agama ini memiliki jawaban untuk segala pencarian makna hidup,”ujar Abdul Aziz. [] (republika)
Discussion about this post